Memantau Dunia dengan GPS

Sepanjang paruh kedua abad ter- akhir, militer Amerika Serikat (AS) mengembangkan sebuah sistem untuk menentukan posisi. Meski pun sejak era 60-an sudah adasistem navigasi satelit bernama Transit, namun tingkat akurasinya hanya mencapai 500-15 meter. Pada tahun 1973, sebuah sistem yang lebih akurat mulai dikembangkan. Lima tahun dan setumpuk tes teori sistem kemudian, pada 1978, satelit GPS pertama diluncurkan ke orbit pada ketinggian 20.200 kilometer. Pada 1985, sebanyak 10 satelit serupa memenuhi orbit. Dua tahun sebelumnya, pada 1983, sistem GPS dibuka untuk pengguna sipil. Peristiwa penembakan pesawat milik maskapai Korea oleh Uni Soviet adalah salah satu faktor pendorong lahirnya keputusan tersebut. AS menggelontorkan US$12 miliar untuk mengembangkan sistem pelacakan lokasi dengan tingkat akurasi hingga beberapa meter.

Baca Juga : Status WA Terupdate

Pada saat yang sama, AS menerapkan feature Selective Availability (SA) yang membuat pelacakan posisi yang akurat menjadi mustahil. Alasannya, militer AS ingin memastikan – melalui sinyal yang kabur – bahwa hanya merekalah yang bisa menggunakan sistem tersebut. Tanpa sebuah dekripsi khusus, GPS hanya bisa menunjukkan posisi dengan tingkat akurasi hingga 200 meter. Jangkauan itu sudah cukup untuk memastikan kejadian penembakan pesawat sipil oleh militer Uni Soviet tidak terulang lagi. Pada 17 Juli 1995, jumlah satelit di orbit akhirnya siap untuk mendukung operasional global sistem GPS. Akan tetapi, GPS masih belum menarik bagi pengguna personal karena adanya SA. Kondisi itu berubah setelah militer AS merilis tingkat akurasi hingga 15 meter untuk semua pengguna. Para peneliti menggunakan teknologi penentuan posisi itu untuk memantau pergerakan lempeng benua. Selain itu, GPS juga digunakan pada tsunami buoy untuk memantau pergerakan naik-turun muka air laut. Pengaplikasian sitem GPS terbesar saat ini ada di area pribadi. Menurut studi IEMR, akan terjadi peningkatan 946,7 juta perangkat dengan GPS sampai tahun depan dengan tingkat pertumbuhan 15,8% dibandingkan tahun sebelumnya. GPS ter-install di hampir semua smartphone. Data posisi perangkat yang otomatis terkirim membuat siapa saja bisa menafaatkan informasi berbasis lokasi tersebut. Inilah sebabnya AS ingin GPS hanya digunakan oleh militernya