Dilema Kuliah di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia

Dunia perkuliahan bisa menjadi merupakan awal dari kebijakan menentukan jaman depan. Sebelum menyandang status sebagai mahasiswa, kita akan dihadapkan oleh serangkaian dilema didalam menentukan jurusan yang tepat. Mulai dari permohonan orang tua, permohonan kita, ikut-ikutan milih jurusan favorit, ikut-ikutan rekan SMA, sampai pada alasan “Yang penting kuliah, biar nggak keliatan nganggur.” Karena dilema itu pula, apalagi kita lupa pada cita-cita yang pernah kita gantung tinggi di ranting pohon sudut lokal saat masih kelas 1 SD.


Namun, tambah usia bertambah, banyak dari kita yang lupa pada cita-cita itu. Mungkin karena berkurangnya minat, atau karena mesti menghadapi realita yang sebetulnya nggak kita acuhkan dari awal.

Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia sebetulnya nggak begitu difavoritkan oleh kebanyakan orang dan calon mahasiswa. Mereka berpikiran bahwa jurusan Bahasa dan sastra indonesia tidak mempunyai peluang yang bagus untuk mengahadapi dunia kerja sehabis lulus kuliah. Pada kenyataanya, semua jurusan itu serupa saja. Tergantung keseriusan mahasiswa yang menjalani. Kalau kita bertekun dan menjadi pakar di jurusan yang diakui paling tidak baik sekalipun, kita juga memiliki peluang yang serupa bersama mahasiswa jurusan lain. Sebaliknya, walau kita kuliah di jurusan paling favorit namun dijalani bersama asal-asalan, ujung-ujungnya cuma akan ada penyesalan.

Berikut ini suka-duka menjadi mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia

  1. Semester awal. Kamu akan menghadapi cemooh dari orang-orang yang meremehkan jurusan yang sudah anda jadikan pilihan
    Hampir siapa saja dan di mana saja, saat anda baru menyandang status sebagai mahasiswa, anda akan ditanya “Kuliah di jurusan apa?”

A : Lo kuliah jurusan apa?

Kamu : Bahasa Indonesia (Dengan bangganya menjawab)

A : Oh! (muka datar)

B : Hahaha. Nanti mau menjadi apa? Nenek gue gak pernah studi bahasa Indonesia, namun bisa juga

Kamu : (Diam, senyum kecil, nunduk)

Pertanyaan dan tanggapan remeh seperti itu akan dilontarkan di mana saja oleh mereka yang nggak ngerti bersama apa yang tengah anda jalani. Pada semester awal, anda sebetulnya belum akan bisa membela diri dari sikap anggap remeh dari orang-orang yang seperti itu. Karena anda belum terlampau tahu pentingnya bahasa Indonesia. Pengetahuan anda masih serupa seperti orang-orang awam yang belum mempelajari bahasa Indonesia seutuhnya. Kabar baiknya, anda tidak sendiri karena ada teman-teman sejurusan yang mengalami perihal yang sama.

  1. Tidak cuma itu, di lingkungan penduduk anda juga akan serba keliru didalam berbahasa
    Kamu akan diakui sebagai KBBI berjalan, saat ada yang nanya, berkenaan arti suatu kata misalnya, selanjutnya anda tidak bisa jawab, anda akan dicap sebagai mahasiswa bodoh. Padahal, nggak ada yang bisa menghafal semua arti dari jutaan kata di KBBI. Atau didalam pergaulan sehari-hari, saat anda keliru sedikit saja didalam berbahasa, anda tambah dicap sebagai mahasiswa paling bodoh.

Katanya lo anak bahasa Indonesia, jaman gitu aja nggak tau.

Sebaliknya, saat anda ngomong pakai bahasa yang baik dan benar, anda malah ditertawakan karena bahasa yang anda pakai terlampau kaku. Terserah kalianlah!

  1. Masih semester awal. Kamu tambah sangsi untuk menyukai bahasa Indonesia sehabis menyaksikan daftar mata kuliah yang ada

Tidak seperti jurusan lain yang memiliki nama-nama mata kuliah yang diakui keren. Kuliah di jurusan Bahasa Indonesia, apalagi semester awal, anda sebetulnya akan tertawa kecil menyaksikan daftar mata kuliahnya. Sebut saja Dasar-Dasar Menulis, Menyimak, Berbicara, Membaca. Seperti pelajaran anak SD? Ah, sudahlah.

Tapi itu cuma semester awal. Namanya juga belajar, semuanya dimulai dari dasar.

  1. Semester pertengahan. Kamu tengah merintis sistem penting didalam menyukai jurusanmu. Di sini anda akan menyaksikan siapa yang masih bertahan, dan siapa yang menyerah kemudian pergi ke lain pilihan

Pada semester ini, adalah masa-masa dilema bagian ke dua. Kamu masih tengah berusaha mencari alasan untuk mencintai bahasa Indonesia. Beberapa rekan sejurusan sudah ada yang keluar dan ganti ke jurusan lain. Mungkin karena nggak tahan degan cemooh orang lain, tahu bahwa keliru jurusan, atau mungkin karena sebetulnya gak cinta bahasa Indonesia. Karena sebetulnya nggak ada cinta yang bisa dipaksakan. Tapi masih banyak juga yang bertahan. Meraka yang bertahan juga memiliki alasan yang beragam. Ada yang sebetulnya karena menyukai bahasa Indonesia, sudah terlanjur nyaman bersama teman-teman sejurusan, kepalang tanggung untuk ganti jurusan. Bahkan ada juga yang masih labil, entah suka, entah tidak, yang tahu jalani aja dulu. Beberapa orang yang masih labil kebanyakan akan kerap bolos kuliah, karena pikirannya tak menentu. Namanya juga masih labil, kayak cewek 17 tahun.

  1. Masih semester pertengahan. Kamu merasa menyukai Bahasa Indonesia, dan menemukan alasan mengapa anda cinta
    Pada semester ini, anda merasa berpikir bagaimana terkecuali misalnya bahasa Indonesia dihapuskan dari mata pelajaran SD sampai SMA? Tentu generasi berikutnya, cuma akan ada generasi yang nggak pandai berbahasa yang baik, nggak memiliki etika berbahasa, pasti akan keluar kekacauan. Dari sini anda merasa sadar, bersama menjadi guru bahasa, kamulah keliru satu dari orang-orang yang akan menyelamatkan bahasa persatuan ini. Lebih dari 40 negara asing saat ini yang mempelajari bahasa Indonesia, apalagi menjadikan mata pelajaran mesti di sekolah-sekolahnya. Bangsa asing saja mempelajari bahasa Indonesia. Lah, Kita? Lagi pula, sehabis anda tahu berbagai informasi, lapangan pekerjaan terbuka luas untuk jurusan Bahasa Indonesia. Mulai dari wartawan, guru/dosen, penulis buku, pembicara dan masih banyak lagi. Bahkan semua bidang pekerjaan saat ini perlu orang-orang yang pakar didalam bidang bahasa. Dari bidang perkantoran, perbankan sampai ke perindustrian. Bahkan di tengah kemajuan industri kreatif saat ini, anda bisa menjadi penulis skenario film, penulis lirik lagu dan masih banyak kembali asal anda benar-benar mendalami. Jadi anda tak mesti khawatir tidak akan memperoleh pekerjaan seperti apa yang anda bayangkan pada semester awal. Orang-orang yang berpikiran remeh bahasa Indonesia cuma karena mereka tidak memahaminya secara utuh. Memang susah menyebutkan yang satu ini pada mereka.
  2. Setelah mencintai, anda merasa bertekun bidang yang paling anda sukai

Kamu yang hobi bikin puisi akan kerap nulis kata-kata indah, pada mulanya cuma di media sosial. Bahkan tak jarang orang-orang mengagumi karya simple anda itu. Yang tadinya meremehkan anda karena kuliah di jurusan ini, saat ini malah memuji, bertepuk tangan dan mengacungkan jempol untuk kamu. Ada yang minta dibuatkan, tak sedikit pula ada yang PDKT apalagi puas serupa anda karena kerap baca tulisan-tulisan anda di media sosial. Setelah anda tekuni lagi, anda merasa ikut lomba-lomba menulis, karya anda tambah diapresiasi oleh orang banyak. Bagi yang hobi nulis artikel, mereka merasa mengirimkannya ke berbagai media. Dibaca dan bermanfaat bagi orang banyak. Yang hobi teater, mereka akan kerap menggelar pertunjukan-pertunjukan di lebih kurang kampus, ke luar kota, apalagi ke luar negeri. Bagi yang hobi nulis cerita, mereka merasa bikin cerpen/novel, banyak penerbit yang akan menerima karya mereka. Bahkan saat ini, banyak orang-orang yang berhasil bertekun apa yang mereka sukai saat masih menjadi mahasiswa.

  1. Semester akhir. Menyelesaikan skripsi atau melanjutkan karya yang sudah terlanjur menyebabkan jatuh hati
    Pada semester ini, anda akan mengalami dilema bagian ke tiga. Dilema pertama saat menentukan jurusan, dilema ke dua saat bertahan di jurusan, dan dilema ke tiga saat anda diharuskan menentukan antara setia berkarya, atau selingkuh bersama skripsi. Kebanyakan mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia telat lulus karena mereka terlampau fokus pada karya, supaya skripsi menjadi terlupakan. Anak teater sibuk pementasan ke luar kota, wartawan muda sibuk mencari berita, dan penulis buku yang tiap hari dihantui penerbit sekaligus dosen pembimbing. Sebagian teman-teman anda yang mau berpaling pada skripsi untuk saat waktu, bisa lulus bersama cepat. Sebagiannya lagi, tak mau berpaling karena sudah terlanjur jatuh hati. Padahal, misalnya mereka mau fokus pada skripsi sebentar saja, mereka juga akan cepat lulus, karena menulis sudah mereka pelajari dari awal perkuliahan, menjadi nggak akan terlampau sulit.
  2. Pada akhirnya, anda juga akan wisuda, siap kembali berkarya dan lakukan apa yang anda cinta
    Setelah semuanya kamu tekuni dengan sabar dan ikhlas. Percayalah, cepat atau lambat maka kamu akan merasakan keberhasilan meraih cita-cita.