Senoaji Tokoh Dokter Masalah Kehamilan Bagian 2

sat-jakarta.com – Kebetulan semua anggota keluarga, lebih senang berada di rumah. Rumah sengaja dipenuhi aneka macam mainan dan permainan sehingga anak-anak mereka bisa bermain sepuasnya di dalam rumah. “Kami membuat mini playground di lantai dua rumah,” kata Peni. Di sana ada perosotan, ayunan, trampolin, panjat dinding mini, rumah kayu, dan lainnya.

Di sana mereka boleh melakukan yang mereka mau, termasuk menyobek kertas, menempel, mewarnai, bermain lego, dan sebagainya. “Kami juga tidak perlu khawatir tempatnya berantakan karena area itu memang area untuk bermain anak. Bermain di rumah juga lebih aman,” lanjut Peni. Sebelum nakita pamit, Senoaji sekeluarga diminta berfoto bareng. “Klik, klik, klik!” kilatan lampu ?ash memenuhi mini playground.

Sejak Kecil Ingin Jadi Dokter

Dokter Purnawan Senoaji SpOG., lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada tahun 2003. Dua tahun kemudian, ia melanjutkan ke Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, mengambil spesialisasi kandungan dan lulus pada 2009. ”Ayah saya adalah dokter bedah. Inilah yang mendasari cita-cita saya menjadi dokter.

Namun saya ingin menjadi dokter kandungan,” kata Senoaji. Mengapa dokter kandungan, secara pribadi Senoaji beralasan bahwa ia sangat menikmati pelajaran tentang sebuah kehidupan yang baru dimulai, memerhatikan perkembangan janin dari waktu ke waktu, kemudian lahir. “Pengorbanan seorang ibu sangat besar, dari awal mengandung hingga melahirkan, itu yang sangat menarik perhatian saya,” jelasnya.

Alasan lain, Senoaji merasa prihatin, di Indonesia kasus kematian ibu saat melahirkan masih sangat tinggi. Sebagian besar disebabkan minimnya edukasi tentang kehamilan dan persalinan yang adekuat. “Jangankan di luar daerah, di Jakarta saja edukasinya masih sangat kurang. Bahkan mereka masih banyak yang melahirkan di tempat yang kurang tepat” ujar Senoaji.

Menjadi spesialis kandungan mendorong Senoaji mengedukasi masyarakat dengan harapan angka kematian ibu dan bayi bisa menurun. “Alhamdulillah, saat ini kondisinya sudah jauh lebih baik, program pemerintah semakin baik, jumlah dokter semakin banyak, meski masih ada yang kurang terutama di tempat terpencil dimana tenaga dokter masih kurang.”