Perkembangan teknologi di era industri sangat pesat dan tidak dapat dihentikan. Perkembangan teknologi yang pesat telah menghasilkan berbagai macam aplikasi yang menarik perhatian berbagai kalangan sosial.
Anak muda dan dewasa berlomba mengunduh aplikasi menarik yang dihadirkan di Internet (Play Store dan App Store).
Salah satu aplikasi yang sangat populer dan menarik perhatian masyarakat saat ini adalah game online. Game online adalah game atau game berbasis akun yang dapat dimainkan di berbagai perangkat.
Artinya dengan akun game online anda bisa memainkan game ini dimanapun, kapanpun dan menggunakan perangkat apapun (smartphone, tablet dan komputer).
Ada banyak sekali game online yang biasa dimainkan oleh masyarakat, diantaranya adalah Mobile Legend, PUBG, Free Fire, Judi Slot Online, dan masih banyak lagi game lainnya.
Dengan desain grafis yang menarik, konten perang dan berbagai macam animasi senjata yang menarik membuat game-game ini sangat menggoda masyarakat.
Seperti halnya perkembangan teknologi yang sangat pesat, hobi bermain game online semakin hari semakin meningkat di tanah air.
Hal ini menjadikan Indonesia diakui sebagai pasar game mobile terbesar di Asia Tenggara. Dengan 60 juta pengguna game online aktif yang terdiri dari pria, wanita, dewasa, remaja dan anak-anak. )
Sebagai warga negara Indonesia, apakah kita harus senang mendengar berita ini? Mungkin bagi pecinta game online jawabannya adalah “ya!” tetapi untuk penulis “tidak!”
Menurut penulis, minat bermain game online di kalangan pelajar telah menjadi fenomena yang mengkhawatirkan dan perlu ditanggapi dengan serius karena minat masyarakat dalam bermain game online berdampak krusial pada beberapa kalangan, khususnya pelajar.
Fenomena game online juga menjadi ketakutan masyarakat di seluruh dunia dan di Indonesia pada khususnya, karena efek negatif dari game ini tersebar luas dan banyak diberitakan di berbagai media online dan cetak.
Ciri – Ciri Siswa Yang Kecanduan Game Online
Meskipun sebagian orang mengatakan bahwa bermain game online juga memiliki efek positif seperti: B. Menghilangkan stres, berlatih bahasa Inggris dan sebagainya.
Namun, dalam artikel ini, penulis akan menguraikan tiga efek negatif pada komunitas, terutama di antara siswa yang kecanduan karena kecanduan game online.
Pertama, menurunkan minat belajar siswa. Keberadaan game online di kalangan mahasiswa atau mahasiswa memang membutuhkan waktu belajar.
Banyak mahasiswa atau mahasiswa kesulitan mengatur waktu belajar mereka dengan baik karena mahasiswa yang bergantung pada game online memprioritaskan waktu yang mereka habiskan untuk bermain dibandingkan belajar.
Bahkan, banyak siswa yang mengaku bermalam atau begadang semalaman hanya bermain game online daripada belajar. Memang generasi penerus bangsa diutus untuk menuntut ilmu oleh orang tuanya dari berbagai daerah.
Yang lebih sadis lagi, cukup banyak mahasiswa atau mahasiswa penerus negara yang justru bermain game online saat proses belajar mengajar sedang berlangsung. Dengan tempat duduk di baris belakang kursi, para siswa memulai aksinya dengan bermain online.
Tampaknya para siswa atau siswa tersebut tidak peduli dengan guru atau instruktur yang mengajar di depan kelas karena kecanduan game online. Penulis sering menemukan kejadian menyedihkan ini di kalangan pelajar.
Menurunnya minat belajar siswa akibat bermain game online akan berdampak pada hasil belajar siswa yang pada akhir semester tidak memuaskan bahkan bagi banyak pihak malah mengecewakan. Orang tua dan guru sering mengeluh ketika menemukan hasil belajar yang buruk bagi siswa.
Kedua, hilangnya budaya interaksi sosial. Siswa yang kecanduan game online biasanya bermain game online sendirian daripada berinteraksi dengan orang lain. Menurut penulis, siswa yang kecanduan game online tampaknya merasa mandiri dengan bermain game online. Siswa tidak lagi membutuhkan orang lain untuk mengkomunikasikan hal-hal penting dalam hidupnya.
Ciri siswa yang kecanduan game online diklasifikasikan sebagai gangguan jiwa oleh WHO (World Health Organization) tahun 2018.
Ketidakefektifan interaksi sosial dalam diri siswa melalui bermain game online juga mempengaruhi proses belajar siswa yang kurang optimal.
Mengapa penulis mengatakan ini karena siswa yang kecanduan game online cenderung malas mengkomunikasikan pekerjaan rumah dengan teman atau guru mereka? Ini mempengaruhi hasil belajar yang buruk.
Ketiga, siswa yang kecanduan game online dapat memicu tindakan destruktif yang dapat merugikan orang lain.
Tindakan tersebut seperti mengambil uang orang tua, dan lebih parah lagi, mengambil uang orang lain untuk membeli pinjaman atau membayar warnet untuk bermain game online.
Tindakan siswa tersebut merupakan tindakan yang sangat menyedihkan. Seperti dimuat di harian online pos-kupang.com, seorang ibu di Kediri, Jawa Timur telah menerima transaksi game online miliaran hingga jutaan rupiah karena anaknya.
Dan di harian online pos-kupang.com pada tanggal 31 Januari 2018, seorang anak laki-laki dari Guangzhou, China dengan leukemia menggunakan uang pengobatannya untuk bermain game online.
Dalam lingkungan kita sehari-hari, adalah hal biasa untuk menemukan bahwa banyak siswa yang kecanduan game online dan hanya menghabiskan uang mereka untuk game online. Nyatanya, para siswa tersebut masih mengharapkan uang dari orang tuanya.
Ada juga uang yang digunakan untuk membayar milyaran warung internet di Game Center dan untuk membeli senjata atau perkakas dari sebuah game online.
Selain itu, banyak mahasiswa yang menghabiskan hingga ratusan ribu rupiah untuk membeli pulsa dan bermain game online. Menurut penulis, tindakan ini berlebihan dan membutuhkan perhatian khusus.
Hal langka yang perlu dilakukan untuk meminimalisir dampak negatif game online terhadap pelajar.Mahasiswa dan pemuda adalah penerus bangsa, jadi Anda, saya, dan siapa pun tidak boleh membiarkan anak bangsa belajar menurun.
Mengatasi Permasalahan Game Online Dikalangan Pelajar
Jika kita ingin masalah dampak game online tidak menyebar ke generasi lain, masalah ini harus ditanggapi dengan serius. Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan.
Pertama, orang tua adalah bisnis yang berperan penting dalam proses tumbuh kembang anak. Oleh karena itu, pengendalian sosial yang dilakukan masyarakat atas pola hidup anak harus dilakukan secara rutin.
Para orang tua perlu mendidik anaknya tentang gaya hidup yang tertib agar tidak mudah terpengaruh oleh dunia game online.
Orang tua juga harus menjelaskan dengan jelas dampak negatif game online terhadap anak-anak dengan menunjukkan contoh dampak negatif game online yang pernah diberitakan di media. Hal ini dilakukan agar pemahaman anak-anak tentang dampak negatif dari game online tersebut terbuka lebar.
Kedua, pemerintah harus menanggapi dengan serius. Game online telah menjadi fenomena yang menakutkan saat ini.
Kasus dari game online pun bermunculan dari berbagai kalangan. Selain itu, pada tahun 2018 WHO (World Health Organization) menemukan bahwa pelajar yang kecanduan game online tergolong gangguan jiwa.
Menurut penulis, kasus-kasus tersebut tidak boleh diabaikan atau ada di masyarakat, terutama di kalangan mahasiswa.
Pemerintah harus mengambil langkah khusus untuk meminimalisir kasus tersebut. Misalnya, pemerintah secara khusus mensosialisasikan dampak negatif game online kepada masyarakat khususnya pelajar, sehingga pelajar tidak bisa dengan mudah memasuki dunia game online.
Ketiga, sebagaimana kita ketahui, pendidik (guru dan dosen) juga berperan penting dalam pengembangan akademik dan karakter peserta didik.
Oleh karena itu, tugas pendidik juga untuk berbicara terus menerus dan tegas tentang efek negatif dari game online ini pada siswa. Pendidik juga harus mengajak siswa untuk terus belajar dan mewujudkan impiannya.
Pesatnya perkembangan dunia internet berdampak besar pada para pelajar. Salah satunya adalah hadirnya game online.
Permainan ini dapat mempengaruhi kinerja pembelajaran. Ini karena gameplay online bisa membuat ketagihan atau membuat ketagihan.
Akibatnya anak yang terbiasa dengan game online baik secara langsung maupun tidak langsung terpengaruh, termasuk perubahan sosial yang terjadi pada perilaku anak.
Anak-anak sekolah adalah salah satu kelompok yang mudah terpengaruh oleh efek game online. Waktu yang harus di habiskan untuk istirahat atau bermain. Namun, anak-anak lebih cenderung menggunakannya untuk duduk di depan komputer dan menikmati game online ini.
Kecanduan semacam itu bisa memicu perilaku negatif, seperti Misalnya, mencuri uang untuk membeli game baru, bolos sekolah, malas mengerjakan PR, atau merasa tidak nyaman saat tidak bisa bermain game.